SorotBengkulu – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepahiang saat ini tengah berkoordinasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi untuk penanganan dampak longsor yang terjadi di Desa Tanjung Alam.
Longsor terjadi akibat intensitas hujan tinggi beberapa hari lalu, menyebabkan rusaknya sejumlah aset masyarakat desa.
Hendra, pelaksana tugas BPBD Kepahiang, menyatakan bahwa pihaknya telah langsung memantau ke lokasi kejadian dan menerima surat permohonan bantuan dari Desa Tanjung Alam.
“Dengan kejadian yang terjadi, BPBD sudah melakukan rekapitulasi kerusakan dan mendapatkan informasi titik rawan longsor di desa tersebut. Desa Tanjung Alam telah mengajukan permohonan bantuan ke BNPB provinsi, dan kami akan berkoordinasi dengan PLTA Musi untuk membantu penanganan titik rawan longsor di wilayah ini,” ungkap Hendra.
Titik rawan yang telah direkapitulasi melibatkan sejumlah kerugian, termasuk jalan desa yang tergerus air dengan panjang 70 meter, beberapa bangunan, dan satu rumah warga. Menanggapi hal ini, BPBD berencana melibatkan PLTA Musi yang memiliki pengalaman dalam penanganan dampak bencana sejenis.
“PLTA Musi pernah berjanji untuk membantu penanganan di setiap titik rawan longsor akibat erosi air Bendungan PLTA Musi. Kami berharap dapat bekerja sama dengan mereka untuk memitigasi kerusakan yang lebih lanjut,” tambah Hendra.
BPBD Kepahiang juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana alam, terutama pada musim hujan ini.
Pihak berwenang berharap adanya sinergi antara lembaga pemerintah dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan bersama.