SorotBengkulu – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bengkulu kembali menegaskan perlunya pemberdayaan masyarakat dalam upaya menurunkan angka stunting. Ketua IDAI Bengkulu, dr. Siti Amanah mengatakan bahwa asupan gizi yang baik menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah pertumbuhan anak yang terhambat.
“Stunting seringkali disebabkan oleh gangguan gizi atau asupan gizi yang kurang optimal. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami pentingnya asupan gizi yang seimbang,” ujar dr. Siti Amanah.
dr. Siti Amanah menekankan bahwa penanganan stunting harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum kehamilan.
“Remaja yang akan menjadi calon pasangan subur perlu mendapatkan edukasi mengenai pentingnya gizi untuk pertumbuhan anak yang optimal,” tambahnya.
Pemerintah juga diimbau untuk berperan aktif dalam menurunkan angka stunting di Bengkulu. dr. Siti Amanah menyarankan agar kebijakan yang mendukung intervensi gizi secara spesifik dan sensitif dapat diterapkan dengan lebih efektif.
“Saat ini, kami melihat penurunan angka stunting di Bengkulu dari 21,1% pada tahun 2021 menjadi 19,8% pada tahun 2022. Namun, kita tetap harus bersikap waspada dan terus memperkuat langkah-langkah pencegahan,” ungkapnya.
Pihak berwenang juga menyoroti pentingnya survei kesehatan untuk memantau perkembangan angka stunting. Tahun 2023 masih menunggu hasil survei kesehatan Indonesia untuk mengetahui apakah langkah-langkah yang telah diambil berhasil menurunkan angka stunting lebih lanjut.
Kesadaran masyarakat Bengkulu terhadap pentingnya gizi telah meningkat, dan berbagai kegiatan edukasi telah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tersebut.
Upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan tenaga medis diharapkan dapat terus memperkuat langkah-langkah preventif dan intervensi guna mencapai penurunan yang lebih signifikan dalam angka stunting di masa mendatang.