SoroBengkulu – Dalam sebuah pengumuman yang mengguncang dunia otomotif, Daihatsu, produsen mobil Jepang, telah menyatakan penghentian sementara distribusi semua model yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri. Keputusan ini diambil menyusul meluasnya skandal pelanggaran regulasi keselamatan yang melibatkan ratusan ribu unit mobil, termasuk yang dijual dengan merek saudara, Toyota.
Skandal bermula pada April lalu ketika Daihatsu mengakui melakukan kecurangan pada uji keselamatan tabrak samping pada 88.000 unit mobil. Hasil investigasi tim independen juga mengungkapkan bahwa Daihatsu telah secara tidak benar memperoleh sertifikasi pemerintah untuk kendaraan hibrida yang dijual di pasar domestik.
Tim independen menyoroti beberapa faktor penyebab skandal, termasuk tekanan ekstrem karena jadwal pengembangan yang terlalu ketat, manajemen yang kaku, dan kurangnya keahlian para manajer. Selain itu, transparansi perusahaan dinilai buruk, dengan pelanggaran dan penipuan sulit terdeteksi.
Toyota, sebagai pemilik saham mayoritas Daihatsu, juga terpaksa menanggung dampak skandal ini. Mereka telah mengumumkan penyetopan distribusi mobil mereka sebagai respons terhadap pelanggaran keselamatan yang dilakukan oleh Daihatsu. Toyota mengakui bahwa sertifikasi keselamatan adalah persyaratan utama untuk menjalankan bisnis otomotif.
Daihatsu sedang melakukan verifikasi teknis menyeluruh dan pengujian kendaraan untuk memastikan standar keselamatan terpenuhi. Namun, dalam tahap akhir investigasi, ditemukan perbedaan pada unit airbag control pada beberapa model, termasuk Daihatsu Move, Subaru Stella, Toyota Pixis Joy, dan lainnya.
Dampak skandal ini tidak hanya terasa di dalam negeri, tetapi juga di pasar global, termasuk di Indonesia. Line-up mobil Toyota dan Daihatsu di Indonesia, seperti Avanza, Yaris Cross, dan Agya, terdampak skandal ini. Meskipun tidak ada rencana recall produk, pihak Toyota Astra Motor menegaskan bahwa kendaraan yang dipasarkan di Indonesia telah melalui serangkaian uji tes dan dianggap aman.
Kementerian Transportasi Jepang turut ambil bagian dengan melakukan inspeksi di markas Daihatsu, yang memicu penurunan saham Toyota sebesar hampir 4%. Inspeksi ini bertujuan untuk memastikan kepatuhan standar keselamatan dan menegaskan tanggung jawab produsen terhadap pelanggan.
Skandal keselamatan Daihatsu tidak hanya menciptakan goncangan dalam industri otomotif Jepang, tetapi juga menjadi pelajaran penting bagi produsen mobil lainnya untuk tidak mengabaikan standar keselamatan demi mencapai target produksi. Meskipun belum ada laporan kecelakaan terkait, skandal ini menimbulkan keprihatinan akan integritas dan kualitas produk di pasar otomotif global.