SorotBengkulu – Pj Walikota Bengkulu, Arif Gunadi, baru-baru ini menyambut Dirjen Bangda Kemendagri, Suryo Putro, dan tim Courtesy Visit untuk membahas implementasi perencanaan National Urban Development Project (NUDP) di kota ini. Artikel ini mengupas pentingnya NUDP dan dampak potensialnya pada pengembangan perkotaan.
NUDP, dikembangkan dengan kerjasama bersama Bank Dunia, bertujuan meningkatkan perencanaan kota yang terpadu dan memprioritaskan program investasi modal. Inisiatif ini berfokus pada tiga indikator utama: strategi pembangunan infrastruktur perkotaan nasional, rencana pembangunan perkotaan terpadu, dan keterpaduan antara perencanaan investasi dan kerangka anggaran.
Unit Manajemen Proyek (PMU) Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri memfasilitasi kunjungan hormat dan penentuan program di 8 kota pilot untuk NUDP Fase II. Ini termasuk Bengkulu, Bandar Lampung, Tangerang Selatan, Bogor, Surabaya, Kota Bitung, Ambon, dan Jayapura.
CIP, pendekatan pembiayaan multi-tahun dan multi-pihak, melibatkan upaya kolaboratif antara Bank Dunia dan pemerintah daerah. Ini berfokus pada prioritisasi investasi yang komprehensif berdasarkan kebutuhan spasial, memastikan penggunaan sumber daya spasial yang efisien.
Arif Gunadi menyampaikan rasa terima kasih atas pemilihan Bengkulu sebagai kota pilot untuk NUDP, menekankan kapasitas fiskal yang terbatas dan kebutuhan pendanaan eksternal. Ia menyoroti potensi kerjasama antara pemerintah dan sumber eksternal, mengantisipasi peningkatan investasi dalam pembangunan Bengkulu.
Ronal Candra, bagian dari tim CIP, mendetailkan workshop mendatang yang memperkenalkan proses CIP, keterlibatan pemangku kepentingan, dan korelasinya dengan peraturan lokal. Workshop bertujuan memberikan pemahaman yang jelas tentang peran CIP, mendorong implementasi yang efektif.
Joel Friedman, seorang ahli perencanaan terpadu, menekankan peran program ini dalam memperkuat perencanaan pembangunan regional dan mengoptimalkan efisiensi investasi. Ia membahas implementasi sukses Fase I di lima kota dan inisiasi Fase II di delapan, termasuk Bengkulu.
Bengkulu, sebagai kota pilot Fase II, akan melaporkan paket investasinya ke Badan Perencanaan Wilayah Indonesia (BPWI), membuka jalan untuk pendanaan potensial di luar anggaran lokal.
Perencanaan NUDP, terutama melalui kerangka CIP, memiliki potensi besar bagi pengembangan perkotaan Bengkulu. Kolaborasi, prioritisasi strategis, dan pemanfaatan dana eksternal dengan efektif dapat mendorong kota menuju pertumbuhan yang berkelanjutan.