Dempo XLer
Opini  

Berita Pilpres Solusi Lancar Saluran Pencernaan

Pilpres 2024
Berita Pilpres
M. Yudha IF - Budayawan Muda: Kalo kita melihat dari kacamata formalitas, maka Pemilu 2024 ini tetap akan terlaksana tanpa ada hikmah yang bisa kita ambil dari proses demokrasi ini
Tokoh Komputer Bengkulu

SorotBengkulu – Walaupun sudah menghindari berita politik sehari-hari, tetap ada saja yang membawa saya untuk membacanya. Karena isi medos didominasi berita pilpres, apa saat ini saya harus tak bermain medos?

Pertama, saya sudah eneg dengan narasi politik yang pragmatis demi memuja capres cawapres. Capres cawapres dipuja seakan-akan memiliki kebaikan yang tiada tanding, memiliki kemampuan melebihi manusia biasa, memiliki hati yang suci, memiliki kesetiaan kepada orang kecil, memiliki tingkat kesolehan yang amat tinggi, pokoknya dijunjung-junjung tinggi bak seorang nabi. Padahal kita tahu setelah nabi terakhir diturunkan, sudah tidak ada lagi orang baik. Yang ada hanya orang yang aibnya sedang ditutupi. Cepat atau lambat akan terbuka. Walaupun ada yang sampai meninggal dunia aibnya masih ditutup Tuhan.

Kedua, bagi saya tidak ada kata yang paling lucu saat ini selain para politisi yang berkata demi bangsa dan negara. Demi rakyat dan ibu pertiwi. Kita tahu semua usaha mereka adalah untuk memenuhi kemauan perutnya sendiri, untuk mengabdi pada kekuasaan. Para politisi dan buzzernya sudah saatnya berhenti bicara seolah-olah hanya kalian pemilik negri ini, nanti kalian diketawai. minimal oleh saya.

Baca:  Bawaslu Lebong Gencar Copot APK Dimasa Tenang

Ketiga, suatu waktu ada maling dirumah anda yang berhasil kabur, tapi besoknya anda melihat si maling tampil distasiun tv dan berbicara dengan mempesona. Lalu bagaimana anda bisa menepuk tangani maling tersebut? Saya bosan melihat kejanggalan dianggap baik-baik saja. Tapi ini bukan tentang maling ya.

Saat ini kita menilai paslon capres yang ada tergantung dari cara pandang apa yang kita gunakan. Kalo kita melihat dari kacamata formalitas, maka pemilu 2024 ini tetap akan terlaksana tanpa ada hikmah yang bisa kita ambil dari proses demokrasi ini. Tapi kalo kita melihat dari kacamata subtansial, maka setiap jengkal proses pemilu ini harus kita urai sehingga berguna bagi demokrasi yang akan datang. Itulah yang disebut kita sebagai pemilih yang rasional.

Baca:  Ahmad Hijazi Pilih Anies-Muhaimin, Tinggalkan Dukungan Struktural Golkar

Disisi lain, beruntung kita dengan adanya pemberitaan politik hari-hari ini. Daripada bengong saat BAB, mending sambil liat-liat berita pilpres, pasti saluran pencernaanmu lancar.

Gege Interior Bengkulu